Tuesday, December 6, 2016

Facebook, Twitter, Youtube, dan Microsoft

Ilustrasi terorisme di media sosial
Facebook, Twitter, Youtube, dan juga Microsoft, empat raksasa internet asal AS, bersatu melawan teroris. Bentuk kerja sama di antara keempatnya adalah pembuatan database berisikan berbagai foto dan video yang diduga digunakan untuk merekrut atau promosi kegiatan teror.

Keempa perusahaan teknologi tersebut menggunakan teknologi yang dapat membaca sidik jari digital konten foto dan video. Selanjutnya, konten yang terkumpul dari hasil pemindaian akan disimpan dalam satu wadah terkumpul yang dapat diakses masing-masing perusahaan.

Mulai dari situ, masing-masing perusahaan bisa meninjau konten tersebut, menentukan apakah melanggar aturan pakai layanan atau tidak. Apabila terjadi pelanggaran, konten akan dihapus agar tidak muncul di dalam layanan.

"Dalam layanan kami, tidak ada ruang untuk konten yang mempromosikan terorisme," demikian bunyi pernyataan bersama empat perusahaan tersebut, seperti yang Daily Gadgku rangkum dari KompasTekno, Selasa (6/12/2016).

"Ketika mendapat peringatan, kami akan langsung menangani konten ini dan bertindak sesuai dengan kebijakan masing-masing," imbuhnya.

Setiap konten foto atau video yang ditandai dan masuk ke database itu tidak akan otomatis dihapus dari Facebook, Twitter, Youtube, atau layanan Microsoft. Sebagaimana dijanjikan, masing-masing perusahaan akan mengeceknya secara manual sebelum mengambil keputusan.

Sebelumnya, keempat perusahaan di atas juga sudah pernah melakukan kerja sama serupa. Kala itu tergetnya adalah konten yang terkait dengan tindak pornografi anak di bawah umur.

Teknik yang dipakai untuk mencegah persebaran konten pornografi itu pun sama. Konten ditandai, dimasukkan ke database, kemudian ditinjau ulang dan akan dihapus bila dinilai melanggar.

0 komentar:

Post a Comment