GoPro PHK 200 Karyawan, Pimpinan Mundur Akhir Tahun

Gopro Hero 5 Black

Perusaan kamera aksi, GoPro mengumumkan akan mem-PHK 15 persen karyawannya. Jumlah tersebut setara dengan 200 karyawan dari total 1.700-an. Presiden perusahaan juga akan meletakan jabatannya pada akhir tahun 2016.

Hal itu diumumkan oleh GoPro sendiri melalui sebuah pernyataan yang dirilis pada hari rabu (30/11/2016) lalu.

Sesuai yang dirangkum oleh Daily Gadget dari KompasTekno Jumat (2/12/2016), restrukturisasi itu akan mengurangi biaya operasional perusahaan sebesar 650 juta dollar AS (sekitar 8,8 triliun) pada 2017 nanti, dan diharapkan membawa kembali profit perusahaan.

GoPro mengestimasi restrukturisasi itu akan memakan biaya sebesar 33 juta dollar AS (sekitar 447 miliar).

Tony Bates, selaku presiden GoPro sejak juni 2014 lalu, akan meletakan jabatannya pada akhir 2016 nanti. Tony Bates ini sebelumnya pernah menjadi menjadi Vice President di Microsoft dan CEO di Skype Technologies.

"Tiga tahun terakhir, GoPro telah memiliki kemajuan besar di bidang teknologi kamera, software, dan pertumbuhan internal. GoPro telah memiliki tim dan kepemimpinan yang kuat yang fokus di bisnis intinya untuk mengejar profit," ujar Bates.

GoPro menampik isu bahwa kesulitan perusahaan itu dikarenakan oleh tidak lakunya produk-produknya di pasar. "Permintaan  konsumen akan GoPro tetap solid, dan kami hanya mempertajam fokus kami ke bisnis inti kami (kamera aksi)," kata CEO GoPro, Nicholas Woodman.

Dikarena GoPro hanya ingin memfokuskan ke bisnis intinya, maka GoPro mengambil langkah untuk menutup divisi entertainment di bagian perusahaan. Sebagian karyawan yang di PHK oleh GoPro berasal dari divisi ini.

Saham GoPro memang terus menurun sepanjang tahun 2016 ini, PHK karyawan juga nantinya akan mengurangi kepercayaan investor."Kami mempunyai banyak pekerjaan rumah di akhir kuartal dan tahun fiskal ini," kata Woodman.

Samsung Akan Dipecah Jadi 2 Perusahaan?

Samsung Electronic

Pagi tadi, Samsunng Electronic akan mengambil keputusan penting perusahaan. Raksasa electronic asal korea itu akan memutuskan apakah perusahaannya tersebut akan di pecah menjadi dua atau tidak.

Rumor pemecahan perusahaan menjadi dua, yakni perusahaan Induk dan perusahaan Operasional muncul awal minggu ini. Hal tersebut dikarenakan kondisi bisnis Samsung sedang tidak stabil akibat insiden Galaxy Note 7 dan juga adanya isu politik di korea selatan.

Laporan kuartal ketiga tentang profit operasional yang di miliki oleh samsung hanya sebesar 4,5 miliar dollar AS atau sekitar 60,9 triliun .

Angka tersebut turun hingga 30 persen dibanding dengan periode tahun lalu, hal ini merukan peforma bisnis samsung yang terburuk selama dua tahun terakhir.

Para investor pun mulai risau. Sejak Oktober lalu, Elliot Associates yang memegang 0,6 saham Samsung telah mengusulkan agar perusahaan tersebut dibagi dua, seperti yang di rangkum Daily Gadget dari KompasTekno.(29/11/2016)

Dengan begitu, menurut perhitungan Elliot Associates, bahwa samsung bisa memberikan dividen spesial kepada para investor senilai 27 miliar dollar AS atau setara dengan 365 triliun rupiah.

Elliot Associates juga mengusulkan untuk menujuk tiga anggota direksi yang independen, bukan termasuk dari keluarga samsung sendiri.

Dan sepertinya usulan Elliot Associates tersebut baru ditanggpi oleh Samsung sekarang. Dan samsung baru saja mengumungkan akan menggelar Conference Call untuk seluruh investor pada pukul 9.30 pagi waktu setempat atau sekitar pukul 7.30 WIB.

Samsung menggelar Conference Call bersama seluruh investor itu akan membahas hal penting terkait dengan bisnis perusahaan. Ada dugaan kuat ini merujuk pada pembagian perusahaan. Benar atau tidaknya kita tunggu Update dari hasil Coference Call tersebut.